Berikut ini data dan tips soal aturan pemakaian sosial media dari infographic yang dibuat oleh kantor pengacara Ruppert & Schaefer:
1. 81% anggota American Academy of Matrimonial Lawyers memakai atau menggunakan apapun yang ada di sosial media sebagai bukti di persidangan untuk menjatuhkan pihak lawan.
2. 66% bukti perceraiaan yang didapat secara online diambil dari Facebook.
3. Jangan menggunakan sosial media untuk mengungkapkan kesedihan soal perceraian. Hindari juga penulisan status yang berisi kebohongan.
4. Jangan berkomentar negatif mengenai mantan karena bisa dijadikan bukti di persidangan. Komentar apapun soal mantan suami, meskipun itu positif juga dapat menjadi bukti yang menjatuhkan di persidangan.
5. Pengacara pihak mantan suami bisa menjatuhkan Anda dengan apapun yang dimuat di situs jejaring sosial. Jadi hindari memuat foto kebersamaan dengan teman di tempat-tempat yang kerap dianggap negatif seperti klub malam. Selain mengunggah foto, sebaiknya Anda juga tidak perlu update status lokasi keberadaan Anda.
6. Mengenai pengaturan privacy, ingatlah kalau Anda dan mantan suami bisa saja punya teman-teman yang sama di situs jejaring sosial (mutual friends). Atur agar hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat isi detail Facebook Anda. Usahakan foto-foto Anda tidak bisa di-tag oleh siapapun.
7. Status hubungan yang biasanya perlu ditulis di sosial media juga perlu Anda perhatikan. Hindari mengganti status terlalu buru-buru apalagi jika Anda dan pasangan belum resmi bercerai. Kalau memang mau mengganti status, atur agar hanya bisa dilihat segelintir orang atau hanya Anda sendiri.
8. Kalau Anda ragu, kantor pengacara Ruppert & Schaefer menyarankan sebaiknya stop dulu melakukan aktivitas apapun di sosial media. Sebaiknya andalkan komunikasi langsung, ketimbang melalui dunia maya, ketika perceraian dengan mantan suami belum selesai.
0 Comment for "Aturan Penggunaan Sosial Media Saat Proses Cerai Berlangsung"